MAJAS
Majas atau gaya bahasa
adalah cara pengarang atau seseorang yang mempergunakan bahasa sebagai alat
untuk mengekspresikan perasaan dan buah pikiran yang terpendam di dalam
jiwanya.
Pada
dasarnya majas dapat dibagi atas empat bagian utama, yakni :
A.
Majas perbandingan
B.
Majas sindiran
C.
Majas penegasan
D.
Majas pertentangan.
A.
Majas perbandingan:
1.
personifikasi :
adalah
majas yang melukiskan sesuatu dengan memberitakan sifat-sifat manusia kepada
benda-benda mati, atau makhluk hidup selain manusia, seolah-olah mempunyai
sifat seperti manusia.
Ex
: angin malam berbisik menyampaikan isi hati yang tak terungkapkan.
2.
Metafora :
Majas
perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat
atas dasar sifat yang sama atau hamper sama.
Ex
: raja siang telah pergi ke peraduannya.
(raja
siang = matahari)
3.
Eufemisme (ungkapan pelembut)
Yang
melukiskan sesuatu dengan kata-kata yang lebih lembut untuk menggantikan
kata-kata lain untuk sopan sntun atau tabu bahasa (pantang)
Ex
: para tunakarya perlu perhatian yang serius dari pemerintah.
4.
Sinekdokhe :
Sinekdokhe
dapat dibedakan atas :
a.
Pars pro toto, yaitu majas sinekdokhe
yang melukiskan sebagian tetapi yang dimaksud adalah seluruhnya.
Ex
: sudah lama aku menunggu tetapi sampai sekarang batang hidungnya tak kelihatan.
b.
Totem pro parte, ialah majas sinekdokhe
yang melukiskan keseluruhan tetapi yang dimaksud adalah sebagian.
Ex
: Indonesia mengalahkan birma dengan 3-2 dalam SEA GAMES.(padahal yang
mengalahkan adalah satu tim, tetapi yang disebut indonesia)
5.
Alegori :
Majas
perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan utuh, perbandingan itu
membentuk kesatuan yang menyeluruh.
Ex
: hidup ini diperbandingkan dengan perahu yang tengah berlayar dilautan :
Suami
= nahkoda
Istri
= juru mudi
Topan,
gelombang, batu karang = cobaan/halangan dalam kehidupan
Tanah
seberang = cita-cita hidup
6.
Hiperbola :
Yang
melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa atau tindakan sesungguhnya dengan
kata-kata yang lebih hebat pengertiannya untuk menyengatkan arti.
Ex
: kakak membanting tulang menghidupi keluarga.
7.
Simbolik :
Yang
melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai simol atau
lambag.
Ex
: hari ini lintah darat datang kerumah
(lintah
darat = lambang pemeras, pemakan riba)
8.
Litotes (hiperbola negatif)
Majas
yang melukiskan keadaan dengan kata-kata
yang berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri.
Ex
: perjuangan kami hanyalah setitik air dalam samudera yang luas.
9.
Alusio :
Majas
perbandingan dengan mempergunakan ungkapan, peribahasa, tau kata-kata yang
artinya sudah diketahui umum.
Ex
: dia itu tong kosong nyaring bunyinya.
10. Asosiasi:
Yang
memperbadingkan sesuatu dengan keadaan lain karena adanya persamaan sifat.
Ex:
wajahnya muram bagai bulan kesiangan.
11.
Periphrasis :
Perbandingan
yang melukiskan sesutau engan menguraikan sepatah kata menjadi serangkaian kata
yang mengandung arti yang sama dengan kata yang digantikan itu.
Ex
: petang barulah dia pulang.
Menjadi
: ketika matahari hilang di balik gunung barulah dia pulang.
12. Metonimia
:
Perbandingan
yang mengemukakan merk dagang atau nama barang untuk melukiskan sesuatu yang
dipergunakan atau dikerjakan sehingga kata itu berasosiasi dengan benda
keseluruhan.
Ex
: kemarin ia meakai fiat. =(mobil merk fiat)
13. Antonomasia
:
Majas
perbandingan dengan menyebutkan nama lain terhadap sesorang berdasarkan ciri
atau sifat menonjol yang dimilikinya.
Ex
: si gendut itu menjadi juara kelas.
Si
pincang, si jangkung, si keriting, dan
lainnya.
14. Tropen
:
Makas
perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan suatu pekerjaan atau
perbuatan dengan kata-kata lain yamg mengandung pengertian yang sejalan dan
sejajar.
Ex
: setiap malam ia menjual suaranya untuk nafkah anak dan istrinya.
15. Parabel
:
Majas
perbandingan dengan mempergunakan perumpamaan dalam hidup. Majas ini terkandung
dalam seluruh isi karanga. Misalnya : bhagawat gita, mahabrata, bayan budiman.
B.
Majas sindiran :
1.
Ironi :
Yang
melukiskan sesuatu dengan menyatakan sebaliknya dari apa yang sebenarnya dengan
maksud untuk menyindir orang.
Ex
: harum benar baumu sore ini !
2.
Sinisme:
Gaya
sindiran dengan mempergunakan kata-kata sebaliknya seperti ironi tetapi kasar.
Ex
: itukah yang dinamakan bekerja?
3.
Sarkasme :
Majas
sindiran yang terkasar serta langsung menusuk perasaan.
Ex
: otakmu memang otak udang!
C.
Majas penegasan :
1.
Pleonasme :
Majas
penegasan yang mempergunakan sepatah kata yang sebenenarnya tidak perlu
dikatakan lagi karena arti kata tersebut terkandung dalam kata yang
diterangkan.
Ex
: saya melihat dengan mata kepala sendiri peristiwa itu.
(Naik
keatas, turun kebawah, maju kedepan)
2.
Repetisi :
Majas
penegasan yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata atau beberapa kata
berkali-kali, yang biasanya dipergunakan dalam pidato.
Ex:
kita junjung dia sebagai pemimpin, kita junjung dia sebagai
pelindung, kita junjung dia sebagai pembebas kita.
3.
Paralelisme :
Ialah
majas penegasan repetisi tetapi dipakai dalam puisi. Paralelisme dibagi atas :
a.
Anafora, yakni bila kata atau frase
yang diulang terletak di awal kalimat.
Ex
: kalau lah diam malam yang kelam
Kalau lah tenang sawang yang lapang
b.
Epifora, yakni bila kata atau frasa
yang diulang terletak di akhir kalimat atau larik.
Ex
: kalau kau mau, aku akan datang
Jika
kau kehendaki, aku akan datang
Bila
kau minta, aku akan datang.
c.
Adapula yang memperlihatkan penggunaan
anaphora dan epifora sekaligus, seperti :
Kami
jemu pada lagu
Kami
benci pada lagu
Kami
runtuh karena lagu
(oleh Muhammad ali)
4.
Tautologi :
Majas
penegasan yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata-kata yang sama
artinya (bersinonim) untuk mempertegas arti.
Ex
: saya khawatir serta was-was akan keselamatannya.
5.
Simetri :
Majas
penegasan yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata, kelompok kata atau
kalimat yang diikuti oleh kata, kelompok kata atau kalimat yang seimbang
artinya dengan yang pertama.
Ex
: ayah diam serta tak suka berkata-kata.
6.
Anumerasio :
Majas
penegasan yang melukiskan beberapa
peristiwa membentuk satu kesatuan dilukiskan satu per satu supaya tiap-tiap
peristiwa dalam keseluruhannya tampak jelas.
Ex
: angina berhembus, laut tenang, bulan memancar lagi
7.
Klimaks :
Majas
penegasan dengan menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan mempergunakan
urutan kata-kata yang makin memuncak pengertiannya.
Ex
: sejak menyemai benih, tumbuh, hingga menuainya.
8.
Antiklimaks :
Majas
penegasan dengan menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan
urutan kata-kata yang makin lama makin menurun pengertiannya.
Ex
: jangankan seribu, atau seratus, serupiah pun tak ada.
9.
Retorik :
Majas
penegasan dengan mempergunakan kalimat Tanya yang sebenarnya tidak memerlukan
jawaban karena sudah diketahuinya.
Ex
: mana mungkin orang mati hidup kembali?
10. Koreksio
:
Majas
penegasan berupa membetulkan (mengoreksi) kembali kata-kata yang salah
diucapkan, baik yang disengaja maupun tidak.
Ex
: hari ini sakit ingatan, eh… maaf, sakit kepala maksudku.
11.
Asidenton :
Majas
penegasan yang menyebutkan beberapa benda, hal atau keadaan secara
berturut-turut tanpa memakai kata penghubung.
Ex
: kemeja, sepatu, kaos kaki, dibelinya di toko itu.
12. Polisindeton
:
Majas
penegasan yang menyatakan beberapa benda, orang, hal atau keadaan secara
berturut-turut dengan memakai kata penghubung.
Ex
: dia tidak tahu, tetapi tetap saja ditanyai, akibatnya dia marah-marah.
13. Eksklamasio
:
Majas
penegasan yang memakai kata-kata seru sebagai penegas.
Ex:
amboi, indahnya pemandangan ini!
14. Praeterito
:
Majas
penegasan yang dilukiskan sesuatu dengan menyembunyikan atau merahasiakan
sesuatu dan pembaca harus menerka apa yang disembunyikan itu.
Ex
: kehirukpikukan masyarakat Yogyakarta dalam menyambut gerhana matahari total
yang langka ini tidak usah saya ceritakan lagi.
15. Interupsi
:
Majas
penegasan yang mempergunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan
diantara kalimat pokok guna lebih menjelaskan dan menekankan bagian kalimat
sebelumnya.
Ex
: aku, orang yang sepuluh tahun bekerja di sini, belum pernah dinaikkan
pangkat.
Majas pertentangan :
1.
Antitesis :
Majas
pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan paduan kata yang berlawanan arti.
Ex
: hidup matinya manusia di tangan tuhan.
2.
Paradoks :
Ialah
majas pertentangan yang melukiskan sesuatu seolah-olah bertentangan, padahal
maksud sesunguhnya tidak karena objeknya berlaianan.
Ex
: hatinya sunyi tinggal di kota Jakarta yang ramai ini.
3.
Okupasi :
Majas
pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan bantahan tetapi kemudian diberi
penjelasannya atau diakhiri dengan kesimpulan.
Ex
: merokok itu merusak kesehatan. Akan tetapi, si perokok tak dapat mengehntikan
kebiasaannya. Maka muncullah pabrik-pabrik rokok karena untungnya banyak.
4.
Kontadiksio in terminis :
Ex : semua murid kelas ini hadir, kecuali
si Hasan yang sedang ikut jamboree.